KOTAJOGJA.COM – Sesuai namanya PODOMORO, orang-orang pada berdatangan di warung sate ayam podomoro ini dengan satu kepentingan yaitu melepaskan rasa lapar. Tidak mau ketinggalan tim kotajogja.com pun ikut serta, dengan langkah pasti kami memilih tempat duduk yang tidak jauh dari alat pemanggang sate, kepulan asap putih dan lemparan bunga-bunga api pun menjadi pemandangan khas di siang itu.

Sate Ayam Podomoro
Tampak Depan Warung Sate Ayam Podomoro

Kami langsung memesan satu porsi sate ayam campur (daging, kulit dan hati) dan ditemani kekasih tercintanya satu porsi nasi plus es jeruk manis. Kurang dari lima menit akhrinya pesanan saya datang, serta satu piring bawang merah hadir di hadapan kami dan siap disantap.

Harga Sate Ayam Podomoro

Cita rasa nikmat dari bumbu sate yang ditaburkan di atas tusukan sate pun berlanjut pada potongan daging ayam tersebut. Daging ayam yang terkenal alot pun tidak terbukti di warung Sate Ayam Podomoro ini. Lembut dan empuk itulah yang kami rasakan ketika mengigit perlahan. Satu porsi sate dan nasi di bandrol Rp. 20.000,- bagi kami adalah harga yang pantas karena sesuai dengan kenikmatannya.

Sate Ayam Podomoro
Sate Ayam Kampung Podomoro

Sembari menikmati cita rasa sate ayam Podomoro ini, mata saya sesekali melihat lalu lalang pembeli yang datang dan pergi. Terkadang ada pembeli yang menunggu di luar untuk mendapatkan tempat duduk. Satu hal yang bisa menarik bagi kami, komunikasi dengan bahasa tubuh dimana para pembeli saling pengertian dengan calon pembeli sehingga mereka pun bergantian tempat duduk untuk menikmati sate Podomoro.

Setelah selesai makan, kami sedikit ngobrol ringan dengan salah satu pembeli yang sudah turun temurun menjadi pelanggan di warung ini. “Saya sudah lama menjadi pelanggan di warung ini, sejak saya SD hingga sudah bekerja. Pertama kali datang ke sini diajak Bapak saya, setelah jalan-jalan dari Malioboro,” ungkap Alexander Benie warga Kwarasan.

Dari mas Alexander Benie saya juga mendapatkan informasi keberadaan Sate Podomoro, sejak tahun 1959, warung ini sudah berdiri dan menjadi salah satu legenda warung sate di kota Jogja ini, selain itu warung ini memilih hari Jumat sebagai hari libur dengan alasan agar bisa persiapan sholat Jumat dengan baik dan benar. (aanardian)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here