Tips Mengatur Keuangan Untuk Belanja Online Saat Pandemi

0
291
Sumber : Unsplash.com

KOTAJOGJA.COM – Setiap hari, transaksi jual-beli semakin meningkat. Mulai dari belanja kebutuhan primer hingga tersier. Selama pandemi ini, apakah kamu termasuk seseorang yang menghemat uang untuk berbelanja atau masih terus-terusan membeli kebutuhan apa yang kamu inginkan?

Sejak Covid-19 masuk ke Indonesia awal bulan Maret lalu, perekonomian Indonesia semakin menurun. Ditutupnya sektor pariwisata, makanan, minuman, hingga area perkantoran membuat perekonomian goyah. Pemerintah juga tidak memberlakukan lock down, untuk mengatur strategi agar perekonomian tetap stabil saat pandemi. Para pegiat usaha pun juga terus berpikir supaya usahanya terus berjalan meski virus terus menghantui. Mulai dari layanan aplikasi online, cashless hingga drive thru. Semua cara dilakukan agar usaha terus berjalan untuk menghidupi para karyawan.

Selain itu, para pengusaha juga memastikan kesehatan para karyawan dengan selalu memastikan suhu tubuh, serta kebersihan tempat bekerja. Waktu jam bekerja pun dikurangi, dan jumlah karyawan yang beraktifitas dibatasi, agar virus ini bisa dikendalikan. Namun, pandemi ini juga membuat usaha online berkembang pesat. Masyarakat sangat terbantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti belanja online atau membeli makanan cepat saji, tanpa harus keluar rumah.

Hanya dengan smartphone yang berada di dalam genggaman, kamu bisa mencari produk yang diinginkan melalui website toko tersebut atau dengan mudah mendownload aplikasinya melalui Google Play Store. Pandemi Covid-19 ini juga, memberikan banyak waktu untuk menata kembali kondisi keuangan. Ini adalah waktu yang tepat untuk kita semua, dapat berhenti sejenak untuk mengevaluasi gaya hidup dan kebiasaan belanja.

Meskipun Covid-19 akan terus berdampak negatif secara global, beberapa keputusan cerdas dapat membantu kamu agar mampu menjaga keuangan yang sehat.Apalagi, agenda cuti bersama yang akan dilaksanakan di akhir tahun nanti setelah perayaan Natal berlangsung.

Masyarakat dihimbau untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan dimana pun berada. Misalnya di tempat wisata, penginapan, serta kampung halaman yang menjadi tujuan utama untuk melepas kepenatan selama berbulan-bulan di rumah saja.

Di tengah keterpurukan ekonomi akibat wabah corona, ada baiknya kamu tetap bijak berbelanja untuk keperluan sehari-hari. Pasalnya, risiko pemburukan ekonomi masih terbuka lebar. Tanpa pengelolaan yang bijak, bisa-bisa keuangan kamu semakin terancam akibat pengeluaran belanja yang tak terkontrol.

Pandemi Covid 19 juga, memberikan dampak pada semua sektor kehidupan masyarakat. Orang-orang yang bekerja di perusahaan, harus rela dirumahkan. Ada pun mereka yang tetap bekerja, namun dengan gaji yang tidak full atau mendapat potongan.

Bahkan ada juga yang mengalami pemutusan hubungan kerja karena perusahaan tempat dia bekerja, tidak mampu untuk melanjutkan produksi dan akhirnya berhenti. Dan, sebagian pengusaha lainnya yang dilema serta dilanda kebingunan, karena harus menutup usahanya saat pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia selama beberapa bulan terakhir ini, membawa dampak yang cukup signifikan terhadap perekonomian. Inilah sebabnya kamu, perlu mengevaluasi kembali strategi dan mengatur cara keuangan untuk dapat bertahan selama kurun waktu yang dibutuhkan.

Hampir seluruh warga dunia, terkena dampak keuangan akibat wabah virus corona. Termasuk negara Indonesia, yang sudah 8 bulan ini berjuang melawan virus tersebut. Namun, hal ini juga berpengaruh untuk setiap keluarga.

Seberapa besar pengaruhnya untuk tiap keluarga, tergantung dari beberapa hal yang dialami. Inilah sebabnya, penting untuk kamu mengetahui cara mengatur keuangan di masa sulit terutama saat kondisi finansial sedang tidak menentu sebagaimana saat ini.

Kebutuhan keluarga menjadi semakin boros di masa karantina, karena persiapan tambahan untuk menyediakan berbagai perlengkapan kesehatan di rumah. Selain itu, faktor eksternal seperti panic buying dan ulah para pedagang beberapa bulan lalu, juga turut membuat harga meningkat drastis.

Kondisi perekonomian yang mulai sulit memaksa kamu untuk berhati-hati dalam mengatur keuangan dalam berbelanja. Jangan sampai pandemi ini membuat keuangan kamu menjadi tidak sehat. Oleh karena itu, alangkah bijaksananya jika kamu semua cermat dalam mengatur keuangan keluarga dalam berbelanja. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga keuangan keluarga tetap sehat, yaitu:

  1. Evaluasi Sumber Penghasilan dan Anggaran

Apapun sumber penghasilan kamu, baik itu karyawan, freelancer, atau pengusaha, memiliki resiko yang sama di masa wabah ini. Salah satunya seperti penurunan penghasilan. Inilah alasan, mengapa kamu perlu memodifikasi pos-pos anggaran pada perencanaan keuangan untuk mengantisipasi resiko paling buruk.

Jika biasanya pengeluaran kamu meliputi 4 pos, yang meliputi biaya hidup, menabung, jatah bulanan orang tua, dan liburan, sekarang kamu perlu mengadakan perubahan. Di saat yang seperti ini, pos pengeluaran untuk hiburan sebaiknya kamu ganti sebagai simpanan darurat.

Buatlah skala prioritas, dan sementara kesampingkan berbagai kebutuhan yang bukan kebutuhan primer. Rumus ini dinilai penting sebagai cara mengatur keuangan pribadi, dan semakin dibutuhkan oleh mereka yang sudah berumah tangga.

Selain itu, simpanan darurat juga bisa kamu gunakan sebagai dana cadangan, agar kamu tidak lagi membobol tabungan untuk kebutuhan mendesak. Sementara itu, kamu juga perlu mengecek portofolio aset, mulai dari tabungan, deposito, asuransi, atau investasi sebagai perlindungan dari kesulitan keuangan.

  1. Bijak Belanja

Berikutnya adalah cara untuk mengatur keuangan rumah tangga agar tidak boros, di masa seperti sekarang ini. Contohnya, menunda untuk membeli barang yang kamu inginkan meski kamu sudah mempersiapkan dana untuk membelinya.

Lebih baik dana tersebut kamu alihkan ke anggaran atau keperluan yang lain. Karena kamu tidak akan tahu sampai kapan pandemi ini akan selesai. Cara mudah untuk membagi aktivitas berbelanja dengan 3 kriteria ini, yaitu wajib, perlu dan ingin.

Wajib, adalah kebutuhan sehari-hari yang wajib kamu penuhi. Seperti membeli bahan pangan untuk stok di rumah. Berikutnya adalah perlu, pengeluaran yang dimaksud adalah kebutuhan yang perlu namun tidak wajib.

Misalnya, atap di rumah yang mengalami kebocoran dan untuk sementara waktu kamu harus menambal nya, bukan langsung menggantinya dengan yang baru. Karena hanya dengan menambalnya saja sudah cukup untuk melindungi rumah mu dengan pengeluaran yang lebih sedikit.

Yang terakhir, adalah ingin. Sulit memang untuk menahan nafsu kamu terhadap suatu barang. Apalagi kalau barang yang dijual limited edition dan stok sudah menipis. Namun sekali lagi, perlu diingat kamu harus tetap menunda nya karena barang tersebut bisa jadi tidak kamu butuhkan. Melainkan hanya untuk memuaskan hasratmu saja.

  1. Mencari Penghasilan Tambahan

Jika penghasilan utama kamu mengalami penurunan, kamu bisa mempertimbangkan waktu, untuk mencari tambahan penghasilan. Salah satunya dengan kerja paruh waktu yang bisa kamu lakukan, sehingga kamu tidak perlu lagi pusing memikirkan keperluan rumah tangga dengan penghasilan minim.

Atau, kamu juga bisa mulai dari hobi atau kemampuan yang dirasa mempunyai nilai jual. Misalnya menjual tulisan untuk artikel di website, menjadi freelancer grafis desain, dan menjual lauk-pauk. Bisa juga dengan usaha membuat produk yang sedang banyak dicari dan dibutuhkan saat ini, seperti masker kain, hand sanitizer, dan alat pelindung diri untuk para tenaga medis.

Atau menjadi fotografer jalanan yang memotret para sepeda yang sedang tren saat pandemi. Melalui akun media sosial, kamu bisa jadikan sebagai lahan atau tempat untuk mempromosikan bisnis dan menawarkan produk maupun jasa kamu.

  1. Mulai Investasi

Sebisa mungkin kamu lakukan investasi sejak dini, untuk mengembangkan dana dan memulai untuk mendapatkan passive income. Cara paling mudah adalah dengan membuka rekening tabungan berjangka dengan periode yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Begitu banyak bank terpercaya di Indonesia, yang bisa kamu pilih. Mulai dari produk tabungan berjangka, yang dapat kamu pilih mulai dari jangka waktu 1 tahun hingga 10 tahun.

Dengan auto debet, sistem penyimpanannya terasa mudah, sehingga mau tidak mau kamu wajib menabungkan uang setiap bulan di dalam rekening tersebut. Setorannya pun cukup terjangkau, dan bunga yang kamu hasilkan akan lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa.

Atau kamu juga bisa berinvestasi dalam bentuk logam mulia, atau emas batangan antam yang sedang tren saat ini. Tak perlu bingung, kamu tidak harus menanam investasi dengan nominal yang besar, kamu bisa mulai menabung emas mulai dari jumlah terkecil, sekitar 0.5 gram saja.

  1. Siapkan Dana Darurat

Langkah penting selanjutnya, yang bisa kamu lakukan untuk menjaga kesehatan keuangan, yaitu dengan membangun dana darurat yang cukup besar dan mencakup nilai antara 3 sampai 6 bulan dari biaya hidup. Nilai tersebut merupakan kunci untuk landasan keuangan yang aman.

Misalnya, pengeluaran kamu bulan ini sebanyak 3 juta, maka dana darurat yang mesti dipersiapkan yaitu paling sedikit sekitar 9 juta. Dengan begitu kamu harus memikirkan bagaimana cara untuk mengalihkan dana dari tabungan setiap bulan, untuk membuat dana darurat saat menghadapi biaya tidak terduga.

Contohnya situasi pandemi seperti sekarang ini, setiap keluarga bisa memanfaatkan dana darurat ketika mendadak tulang punggung keluarga mengalami PHK atau usaha yang dikelola terpaksa ditutup.

Lalu bagaimana caranya agar kamu bisa tetap menyisihkan pendapatan untuk dana darurat di masa pandemi? Menyiapkan dana darurat tetap masih bisa dilakukan meski nominalnya mungkin tidak sebesar biasanya. Namun apabila tidak memungkinkan, dana darurat yang sudah ada bisa digunakan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari.

  1. Memanfaatkan Jaringan Pertemanan

Terakhir, kamu juga bisa memanfaatkan jaringan teman sebagai peluang usaha. Semakin banyak kenalan, rekan atau pertemanan yang kamu jalin, maka akan semakin luas juga peluang usaha yang bisa didapatkan.

Atau kamu juga bisa mencari hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh teman. Misalnya ada teman yang tidak bisa pergi berbelanja keluar rumah di masa pandemi ini, karena memiliki anak-anak yang masih kecil. Kamu bisa menawarkan jasa sebagai penyedia kebutuhan pokok keluarganya.

Selama kamu cermat mencari potensi di dalam diri dan potensi yang tersedia di lingkungan sekitar, kamu bisa mendapatkan tambahan penghasilan untuk menyelamatkan keuangan keluarga untuk berbelanja.

Itulah beberapa tips yang bisa kamu lakukan untuk menjaga keuangan keluarga tetap sehat.
Diakui atau tidak, mengatur keuangan keluarga dengan cermat di masa pandemi seperti sekarang ini sudah menjadi kebutuhan yang mendesak. Apalagi kini perekonomian sedang tidak menentu. Dan untuk mendapatkan pondasi keuangan yang kuat, kunci utamanya yaitu membuat dan teguh pada anggaran yang kamu buat.