Jogja terasa Sangat Gerah beberapa Hari Terakhir, Ini Penjelasan BMKG

0
705
Foto : jogja.tribunnews.com

Jogja dan berbagai wilayah di Indonesia terasa sangat gerah beberapa hari terakhir. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut suasana gerah secara meteorologis disebabkan suhu udara yang panas disertai dengan kelembapan udara yang tinggi.

Kelembapan udara yang tinggi menyatakan jumlah uap air yang terkandung pada udara. Semakin banyak uap air yang dikandung dalam udara, maka akan semakin lembap udara tersebut, dan apabila suhu meningkat akibat pemanasan Matahari langsung karena berkurangnya tutupan awan, suasana akan lebih terasa gerah.

Laporan pencatatan meteorologis suhu maksimum udara (umumnya pada siang atau tengah hari) di Indonesia dalam lima hari terakhir ini berada dalam kisaran 34 – 36°C.  Beberapa kali suhu udara lebih dari 36°C tercatat di Sentani, Papua. Di Jabodetabek, pantauan suhu maksimum tertinggi terjadi di Soekarno/Hatta 35°C, Kemayoran 35°C, Tanjung Priok 34,8°C, dan Ciputat 34,7°C.

Suhu udara gerah sebenarnya adalah fenomena biasa pada saat memasuki musim kemarau. Hingga pertengahan Mei, sejumlah wilayah yang memasuki kemarau meliputi sebagian besar wilayah di NTT dan NTB, sebagian Jawa Timur bagian selatan, sebagian Jawa Tengah bagian utara dan timur, sebagian Jawa Barat bagian utara dan timur serta Bekasi bagian utara,  Jakarta bagian utara, dan sebagian daerah Papua dan Maluku.